إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jamaah Jumat Rahimakumulah,
Waktu berjalan demikian cepat. Seakan tak terasa ketika detik berganti, menit berlalu, jam demi jam kita lewati. Maka hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan kini tahun pun berganti. Kalender miladiyah 2021 kita lewati dan tahun 2022 kita masuki.
Pergantian tahun seperti ini umumnya menjadi momen evaluasi. Di instansi pemerintah maupun perusahaan swasta, ada laporan tahunan. Ada target baru di tahun mendatang.
Sesungguhnya, muhasabah atau evaluasi bagi seorang muslim tak perlu menunggu pergantian tahun. Demikian pula resolusi, Pentingnya Muhasabah diri
Jamaah Jumat Rahimakumulah,
Muhasabah adalah keniscayaan bagi orang-orang yang beriman. Dalam berbagai kesempatan. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18)
Melalui ayat ini, Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk bermuhasabah. Waltandhur nafsum maa qoddamat lighad. Hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah ia perbuat untuk hari esok.
Seluruh ulama mufassirin sepakat bahwa ghad pada ayat ini maksudnya adalah akhirat. Sehingga muhasabah kita yang paling utama adalah terkait dengan apa yang sudah kita lakukan untuk akhirat nanti. Apa yang kita persiapkan untuk hidup setelah mati.
Jamaah Jumat Rahimakumulah,
Rasulullah Saw mengisyaratkan, muslim yang cerdas adalah muslim yang paling sering melakukan muhasabah. Tentang apa yang akan ia siapkan menghadapi hidup setelah mati.
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ
Orang yang cerdas adalah orang yang menyiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Dalam hadits yang lain, seorang Anshar pernah bertanya kepada Rasulullah tentang mukmin yang paling cerdas, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ
Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah; hasan)
Jamaah Jumat Rahimakumulah,
Maka, inilah resolusi yang lebih utama bagi kita. Lebih penting untuk menjadi agenda lebih dari seluruh target-target dunia. Apalagi ketika kita disadarkan dengan banyaknya kematian yang datang tiba-tiba selama pandemi dua tahun ini.
Tahun baru harus menjadi semangat baru. Lebih baik dari tahun yang lalu. Bukan soal pencapaian target-target duniawi, bertambahnya kekayaan, atau naiknya jabatan. Namun soal memperbaiki kataatan dan meningkatkan ketaqwaan. Sebagai bekal menghadapi kehidupan setelah kematian.
Bahkan, momen pergantian tahun ini selayaknya menjadi momen muhasabah bagi kita. Jika selama ini kita demikian bergegas mengejar dunia tetapi lamban dan lalai dalam mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah kematian. Berjalan Untuk Dunia, Berlari Mengejar Surga
Jamaah Jumat Rahimakumulah,
Marilah kita renungkan bagaimana pengarahan Al-Qur’an mengenai cita-cita dan bagaimana seharusnya semangat kita dalam mengejarnya. Agar kita mendudukkan tujuan sesuai hakikatnya dan bagaimana kecepatan langkah kita meraihnya.
Sering kali kita terbalik. Dalam mengejar rezeki, kita demikian bergegas. Namun saat shalat jamaah kita malas. Dalam mengejar dunia, kita berlari secepatnya. Namun betapa lambannya kita saat menghimpun bekal untuk menghadap-Nya.
Padahal ketika berbicara tentang upaya meraih rezeki di dunia, Allah menggunakan lafazh famsyuu (فامشوا) yang artinya berjalanlah.
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ
Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya … (QS. Al Mulk: 15)
Ketika berbicara tentang ibadah khususnya shalat, Allah menggunakan lafazh fas’au (فاسعوا) yang artinya bersegeralah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Al Jumu’ah: 9)
Jamaah Jumat Rahimakumulah,
Makna fas’au ini bukan berarti kita melangkah tergesa-gesa ke masjid, tetapi maknanya adalah kita berangkat di awal waktu. Lebih pagi lebih baik, tetapi jangan sampai terlambat. Dan termasuk terlambat ketika khatib sudah naik mimbar sementara kita baru datang.
Berikutnya, ketika berbicara tentang ampunan, Allah menggunakan lafazh wasaari’uu yang artinya bersegeralah. Bersegera dengan kecepatan yang lebih tinggi dari fas’au.
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (QS. Ali Imran: 133)
Dan ketika berbicara tentang menuju Allah, Dia menggunakan lafazh fafirruu (ففروا) yang menggambarkan kecepatan sekencang-kencangnya.
فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ
Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (QS. Adz Dzariyat: 50)
Jamaah Jumat Rahimakumulah,
Ayat-ayat ini mengingatkan kita untuk memperbaiki diri. Jika selama ini kita mati-matian mengejar rezeki yang telah Dia tentukan hingga melalaikan mengejar cita-cita tertinggi untuk hidup setelah mati, mulai hari ini kita perbaiki. Kita harus lebih bersemangat dan bergegas dalam beribadah, meraih ridha dan ampunan-Nya. Jangan sampai alasan mencari tambahan penghasilan, kita lalai terhadap panggilan Allah
Jika pada tahun 2021 kita belum banyak shalat sunnah, upayakan di tahun 2022 kita lebih banyak shalat sunnah. Mulai dari shalat sunnah rawatib, sholat tahajud, hingga shalat dhuha. Demikian pula kita perbaiki secara kualitas agar lebih khusyu’ shalat-shalat kita.
Apabila di tahun 2021 kita jarang membaca Al-Qur’an, upayakan di tahun 2022 kita rutin tilawah membaca Al-Quran
Apabila tahun lalu kita masih suka marah, kita perbaiki kesabaran kita. Baik di rumah maupun di tempat kerja. Kita perbaiki akhlak kita, lebih sayang kepada sesama manusia. Dan semoga peningkatan ibadah dan amal-amal kebaikan ini menjadi bekal kehidupan setelah kematian; mendapatkan ridha dan surga-Nya.
أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ